Jumat, 10 Juni 2016

TERAPI MEDIKAMENTOSA DI PRAKTEK DOKTER GIGI



Keyword : Medikamentosa, terapi, obat, medicine, drug



Sumber : newsfirst.lk



APA ITU TERAPI MEDIKAMENTOSA ?



TERAPI MEDIKAMENTOSA adalah perihal penggunaan sediaan obat atau zat kimia tertentu dalam suatu terapi atau penyembuhan penyakit . Singkatnya terapi medikamentosa adalah terapi dengan menggunakan obat (medicine, drug). Untuk selanjutnya istilah medikamentosa saya sebut sebagai obat. Berdasarkan bentuknya sediaan obat bisa berupa larutan (solution), gel, maupun partikel padat (capsul , pil, tablet) maupun berupa gas (inhalasi) . Berdasarkan cara pemberiannya terdiri dari obat oral (ditelan), sublingual (dibawah lidah), intraanal/rektal (melalui lubang dubur), injeksi ( intravena, intramuskuler, subkutan) , topikal (obat kumur, gel, spray), dan inhalasi (dihirup lewat hidung). Berdasarkan efeknya terhadap tubuh terdiri atas obat sistemik dan obat lokal. Obat sistemik adalah obat yang diserap dan masuk ke peredaran darah , pengaruhnya keseluruh tubuh. Yang termasuk dalam obat sistemik yaitu obat oral, sublingual, intraanal (rektal), dan obat injeksi. Sedangkan obat lokal adalah obat yang diberikan pada daerah yang sakit saja, efeknya hanya lokal saja, yang termasuk lokal adalah obat topikal dan obat inhalasi. Berdasarkan tujuan terapinya dibedakan atas obat kausatif, obat simtomatik dan obat substitusi. Obat kausatif digunakan untuk meniadakan penyebab penyakit contohnya antibiotik (pembunuh kuman), obat simtomatik digunakan untuk meniadakan gejala sakit contohnya analgetik (penghilang sakit), obat substitusi digunakan untuk menggantikan zat yang dihasilkan organ tubuh yang rusak contohnya insulin (terapi diabetes).




APA SAJA YANG TERMASUK MEDIKAMENTOSA DI PRAKTEK DOKTER GIGI?



MEDIKAMENTOSA yang dipergunakan oleh di praktek dokter gigi berdasar bentuk sediaannya terdiri atas obat intra oral (ditelan), intramuskular(injeksi), obat intrapulpal(dimasukkan dalam gigi), dan obat topikal(untuk permukaan ). Obat oral yang biasa digunakan dokter gigi biasanya berupa kemoterapi (antibiotik, antijamur, antivirus) , analgesik (penghilang sakit), antiradang (steroid, NSAID), penenang (transquilizer). Obat intramuskular yang biasanya digunakan untuk praktek dokter gigi misalnya obat anastesi lokal, dan adrenalin /ephineprin (untuk terapi syok anapilaksis) . Obat intrapulpal yang biasanya digunakan untuk pengobatan gigi misalnya eugenol, formocresol, chkm. Obat topikal yang biasanya digunakan dokter gigi misalnya obat antiseptik lokal untuk sariawan, antijamur, juga anastesi topikal .


  1. KEMOTERAPI Kemoterapi adalah pengobatan penyakit infeksi dengan menggunakan obat-obatan kimiawi. Contoh obat yang tergolong dalam kemoterapi adalah antibiotik, antijamur , antivirus dan antiseptik lokal.



    • Antibiotik , berfungsi sebagai pembunuh kuman (bakterisidik) atau menghambat pertumbuhannya (bakteristatik), contohnya golongan penicillin (ampicillin, amoxsicillin), golongan tetracyclin (docicyclin, minocyclin), golongan quinolon (ciprofloxacin, levofloxacin), golongan makrolida (erithromicyn), golongan lincomycin (clindamycin).


    • Antijamur, berfungsi sebagai pembunuh atau penghambat pertumbuhan jamur , contohnya nistatin, griseofulvin , mikonazol dan ketokonazol.


    • Antivirus, berfungsi sebagai pembunuh virus, contohnya asiklovir dan idoksuridin


    • Antiseptik lokal , berfungsi membunuh kuman di bagian tertentu mulut atau gigi. Contohnya adalah pasta antiseptik dan obat intrapulpal misalnya alvolgyl, eugenol, chkm, formocresol.



  2. ANTIINFLAMASI (ANTI RADANG) Antiinflamasi adalah obat yang berfungsi menghambat terjadinya reaksi radang. Obat antiinflamasi dibagi dua golongan yaitu : obat antiinflamasi steroid dan non steroid (NSAID). Anti inflamasi steroid misalnya dexamethason. Antiinflamasi non steroid misalnya ibuprofen dan diklofenac pottasium.


  3. ANALGESIK (PENGHILANG SAKIT) Analgesik adalah obat yang berfungsi menghilangkan gejala rasa sakit , misalnya parasetomol (asetominophen), antalgin (metampiron) dan asam mefenamat.


  4. TRANSQUILIZER (OBAT PENENANG) Transquilizer adalah obat yang memberikan efek sedasi atau menenangkan pasien, contohnya diazepam.



BAGAIMANA PENGGUNAANNYA DI PRAKTEK DOKTER GIGI?



  • Antibiotik biasanya banyak digunakan pada kasus kasus infeksi yang menyerang jaringan lunak dan jaringan keras rongga mulut, seperti pada kasus periodontitis akut, gingivitis akut, abses di rongga mulut atau pada saat setelah dilakukan prosedur bedah minor.
  • Anti jamur digunakan pada kasus infeksi jamur rongga mulut, misalnya candidiasis
  • Anti virus digunakan pada kasus infeksi virus rongga mulut, misalnya herpes simplex atau herpes zoster.
  • Antiseptik lokal digunakan pada kasus infeksi di socket bekas pencabutan gigi (dry socket/alveolitis) , atau pada kasus pulpitis akut (eugenol) , sterilisasi saluran akar (chkm) dan mummifikasi pulpa gigi (formocresol)
  • Antiinflamasi biasanya digunakan pada kasus keradangan akut seperti pulpitis akut, periodontitis akut dan setelah dilakukan tindakan bedah minor.
  • Analgesik biasanya digunakan pada kasus-kasus pulpitis akut, periodontitis akut, neuralgia, atau post ekstraksi (setelah pencabutan gigi).



APA SAJA YANG PERLU DIWASPADAI ATAU EFEK SAMPING DALAM PENGGUNAANNYA?



Dalam terapi medikamentosa yang paling penting untuk diperhatikan adalah dosis atau takaran penggunaan untuk terapi , durasi (jangka waktu) terapi dan efek samping yang bisa muncul akibat penggunaan medikamentosa. Dosis terapi harus benar-benar tepat agar terapi bisa berdaya guna dan berhasil guna. Dosis yang tidak tepat terutama untuk antibiotik bisa berakibat terjadinya resistensi , yaitu kuman tidak bisa dimatikan oleh obat yang sama. Dosis terlalu berlebihan untuk analgesik misalnya bisa berakibat fatal untuk organ-organ tubuh penting seperti ginjal , hati dan jantung. Durasi terapi (lamanya penggunaan obat) harus juga diperhatikan, pada kasus infeksi misalnya biasanya obat terus diminum selama 3 hari setelah gejala infeksi hilang, hal ini bertujuan agar infeksinya benar-benar tuntas. Sedangkan penggunaan analgesik tidak perlu terlampau lama. Jika rasa sakit sudah mulai reda , pengobatan bisa segera dihentikan. Untuk obat antiradang steroid pemakaian yang terlalu lama bisa berakibat supresi adrenal. Apalagi bila dihentikan dengan mendadak efeknya kurang baik buat tubuh. Steroid harus dikurangi secara bertahap . Untuk obat antiradang non steroid (NSAID) penggunaannya bisa lebih aman dari obat steroid.


Demikian tulisan saya mengenai terapi medikamentosa di dalam praktek dokter gigi semoga bisa memberikan wawasan lebih buat pembaca. Tiada gading yang tak retak. Mohon maaf bila ada kesalahan penulisan atau sebutan.


Jumat, 03 Juni 2016

PERKEMBANGAN TEKNOLOGI RADIOLOGI DAN PEMANFAATANNYA DI KEDOKTERAN GIGI

PERKEMBANGAN TEKNOLOGI RADIOLOGI DAN PEMANFAATANNYA DI KEDOKTERAN GIGI
Keyword: teknologi radiasi, radiologi, ronsen gigi



Sumber :RadiologyInfo.org



1. DEFINISI RADIOLOGI


RADIOLOGI adalah disiplin ilmu kedokteran yang menggunakan pancaran gelombang elektromagnetik maupun gelombang mekanik dalam fungsinya untuk melakukan pencitraan bagian dalam tubuh manusia untuk tujuan diagnosis maupun terapi suatu penyakit atau gangguan lainnya dalam tubuh tersebut. Pencitraan pada awalnya menggunakan sinar X (Rontgen), akan tetapi dalam perkembangannya sudah menggunakan gelombang berfrekwensi tinggi (ultrasonik) yaitu USG (Ultrasonography), maupun gelombang elektromagnetic kuat seperti MRI (Magnetic Resonance Imaging).




2. DEFINISI RADIASI


RADIASI merupakan pancaran energi dalam bentuk gelombang atau partikel. Berdasarkan muatan listrik yang dimilikinya radiasi dibedakan menjadi radiasi pengion dan radiasi non pengion.

Berdasar massanya radiasi terbagi atas radiasi elektromagnetik dan radiasi partikel. Radiasi elektromagnetik tidak memiliki massa, contohnya gelombang mikro, gelombang radio, sinar inframerah, cahaya tampak, sinar x, sinar gamma, sinar kosmik. Sedangkan radiasi partikel memiliki massa contohnya radiasi partikel alfa, beta dan neutron.


3. PERALATAN PENUNJANG DALAM RADIOLOGI DAN PERKEMBANGANNYA

Peralatan penunjang radiologi diantaranya adalah : a. Sinar –X (X-ray), sinar x adalah peralatan radiologi yang paling populer . Karena yang paling lama dipakai. Ditemukan oleh ilmuwan Jerman yang bernama Wilhelm Conrad Roentgen tahun 1895. Karena temuannya ini beliau mendapat hadio Nobel dibidang fisika pada tahun 1901. Sinar x ini terjadi karena proses tumbukan antara bahan tertentu misalnya tungsten dibombardir elektron berkecepatan tinggi dari sebuah cathoda ray tube (CRT). Pada awalnya X-ray hanya bisa dibaca melalui media cetak film , akan tetapi dalam perkembangannya sudah bisa dilihat langsung secara digital karena ditemukannya sensor X-ray.


b. CT Scan (Computed Tomography) atau juga disebut CAT Scan (Computed Axial Tomography), merupakan sinar X yang berhubungan dengan algoritma komputasi dalam pencitraannya.


c. USG (Ultrasonography), merupakan salah satu peralatan diagnosis yang menggunakan frekwensi tinggi gelombang suara, untuk mencitrakan jaringan lunak tubuh secara langsung (real time). Permukaan jaringan memantulkan gelombang suara kemudian pola yang dihasilkan oleh pantulan tersebut diproses oleh komputer dan ditampilkan langsung pada layar monitor . Bisa melihat dengan baik jaringan lunak . Biasanya digunakan dalam dunia Obstetry, untuk melihat bayi dalam kandungan. Tidak ada radiasi pengion yang ditimbulkan jadi sangat aman. Kualitas gambar tergantung pada operatornya.




d. MRI (Magnetic Resonance Imaging), yaitu salah satu peralatan diagnosis yang canggih, yang menghasilkan pencitraan dengan menggunakan resonansi magnetik nuklir. Alat yang serbaguna dan sensitif ini bisa menghasilkan gambar dengan sangat detil dari potongan-potongan tipis bagian tubuh dari berbagai sudut dan arah potongan baik axial, koronal maupun sagital, tanpa melakukan tindakan bedah. MRI juga bisa memetakan senyawa biokimia tubuh dari berbagai potongan melintang tubuh manusia.




4. PROSES TERJADINYA RADIASI


Proses terjadinya radiasi dapat dianalogikan sebagai berikut. Bila kita mengibaskan kipas di muka seseorang maka kita membutuhkan energi, energi yang kita keluarkan akan mempengaruhi udara sekitarnya sehingga terbentuk gelombang di udara, bila gelombang di udara ini mengenai seseorang maka orang tersebut akan merasakannya. Hal yang sama juga terjadi dengan radiasi di bidang radiologi.


5. FILOSOFI RADIASI


Ada filosofi radiasi yang digunakan internasional yang dibuat oleh Komisi Internasional untuk Proteksi Radiasi (International Commission on Radiological Protection, ICRP). Filosofinya adalah sebagai berikut : 1.Suatu aktivitas radiologi tak akan dilakukan kecuali memiliki keuntungan yang positif dibandingkan resikonya, yang dikenal sebagai azas justifikasi 2. Paparan dari radiasi diupayakan serendah mungkin yang bisa dicapai (As Low As Reasonable Achievable, ALARA), dengan mempertimbangkan aspek sosial ekonomi yang disebut sebagai azas optimasi 3. Dosis perorangan tidak boleh melebihi yang direkomendasikan ICRP untuk suatu lingkungan tertentu yang disebut sebagai azas limitasi 6. BESAR RADIASI EFEKTIF YANG DIKELUARKAN OLEH PERALATAN RADIOLOGI DI KEDOKTERAN GIGI


Besar radiasi efektif yang dikeluarkan peralatan radiologi di Kedokteran Gigi pada beberapa teknik radiografi X-ray sebagai berikut : a. Foto Postero anterior dosisnya 0,03 mSv b. Foto Lateral dosisnya 0,01 mSv c. Foto Periapikal dosisnya 0,001-0,008 mSv d. Foto Oklusal dosisnya 0,008 mSv e. Foto Panoramik dosisnya 0,004-0,03 mSv f. Foto Lateral Sefalometri dosisnya 0,002-0,003 mSv g. CT mandibula dosisnya 0,36-1,2 mSv h. CT maksila dosisnya 0,1-3,3 mSv




7. MANFAAT RADIOLOGI DI KEDOKTERAN GIGI


Radiologi di Kedokteran Gigi sangat besar peranannya. Karena Dokter Gigi banyak berhubungan dengan jaringan keras yaitu tulang dan rahang dan gigi geligi, maka peranan foto ronsen atau X-ray sangatlah besar. Pada beberapa kasus dokter gigi mengalami kesulitan melalui pengamatan langsung klinis, maka pemeriksaan radiologis mutlak dibutuhkan. Adapun manfaat radiografi dalam Kedokteran Gigi adalah sebagai berikut : a. Untuk menegakkan diagnosis. Pada beberapa kasus dimana Dokter Gigi masih ragu dengan pemeriksaan fisiknya , maka pemeriksaan radiologi sangat membantu untuk memastikan diagnosanya. b. Untuk membuat rencana perawatan. Bila diagnosa sudah ditegakkan maka rencana perawatan bisa segera dibuat. c. Untuk mengevaluasi hasil perawatan. Untuk memastikan keberhasilan suatu perawatan sebaiknya dilakukan foto radiografi, seperti pada perawatan saluran akar. Demikian sekilas mengenai perkembangan Radiologi dan manfaatnya di Kedokteran Gigi. Semoga menambah wawasan pembaca, sehingga tidak ragu-ragu bila suatu saat akan melakukan tindakan radiografi yang memang sangat diperlukan, terutama pada perawatan gigi dan mulut.




By DENTISTRY INBOX


Baca juga selengkapnya di Perkembangan Teknologi Radiologi Kedokteran Gigi