Sumber : newsfirst.lk
TERAPI MEDIKAMENTOSA adalah perihal penggunaan sediaan obat atau zat kimia tertentu dalam suatu terapi atau penyembuhan penyakit . Singkatnya terapi medikamentosa adalah terapi dengan menggunakan obat (medicine, drug). Untuk selanjutnya istilah medikamentosa saya sebut sebagai obat. Berdasarkan bentuknya sediaan obat bisa berupa larutan (solution), gel, maupun partikel padat (capsul , pil, tablet) maupun berupa gas (inhalasi) . Berdasarkan cara pemberiannya terdiri dari obat oral (ditelan), sublingual (dibawah lidah), intraanal/rektal (melalui lubang dubur), injeksi ( intravena, intramuskuler, subkutan) , topikal (obat kumur, gel, spray), dan inhalasi (dihirup lewat hidung). Berdasarkan efeknya terhadap tubuh terdiri atas obat sistemik dan obat lokal. Obat sistemik adalah obat yang diserap dan masuk ke peredaran darah , pengaruhnya keseluruh tubuh. Yang termasuk dalam obat sistemik yaitu obat oral, sublingual, intraanal (rektal), dan obat injeksi. Sedangkan obat lokal adalah obat yang diberikan pada daerah yang sakit saja, efeknya hanya lokal saja, yang termasuk lokal adalah obat topikal dan obat inhalasi. Berdasarkan tujuan terapinya dibedakan atas obat kausatif, obat simtomatik dan obat substitusi. Obat kausatif digunakan untuk meniadakan penyebab penyakit contohnya antibiotik (pembunuh kuman), obat simtomatik digunakan untuk meniadakan gejala sakit contohnya analgetik (penghilang sakit), obat substitusi digunakan untuk menggantikan zat yang dihasilkan organ tubuh yang rusak contohnya insulin (terapi diabetes).
MEDIKAMENTOSA yang dipergunakan oleh di praktek dokter gigi berdasar bentuk sediaannya terdiri atas obat intra oral (ditelan), intramuskular(injeksi), obat intrapulpal(dimasukkan dalam gigi), dan obat topikal(untuk permukaan ). Obat oral yang biasa digunakan dokter gigi biasanya berupa kemoterapi (antibiotik, antijamur, antivirus) , analgesik (penghilang sakit), antiradang (steroid, NSAID), penenang (transquilizer). Obat intramuskular yang biasanya digunakan untuk praktek dokter gigi misalnya obat anastesi lokal, dan adrenalin /ephineprin (untuk terapi syok anapilaksis) . Obat intrapulpal yang biasanya digunakan untuk pengobatan gigi misalnya eugenol, formocresol, chkm. Obat topikal yang biasanya digunakan dokter gigi misalnya obat antiseptik lokal untuk sariawan, antijamur, juga anastesi topikal .
- KEMOTERAPI Kemoterapi adalah pengobatan penyakit infeksi dengan menggunakan obat-obatan kimiawi. Contoh obat yang tergolong dalam kemoterapi adalah antibiotik, antijamur , antivirus dan antiseptik lokal.
- Antibiotik , berfungsi sebagai pembunuh kuman (bakterisidik) atau menghambat pertumbuhannya (bakteristatik), contohnya golongan penicillin (ampicillin, amoxsicillin), golongan tetracyclin (docicyclin, minocyclin), golongan quinolon (ciprofloxacin, levofloxacin), golongan makrolida (erithromicyn), golongan lincomycin (clindamycin).
- Antijamur , berfungsi sebagai pembunuh atau penghambat pertumbuhan jamur , contohnya nistatin, griseofulvin , mikonazol dan ketokonazol.
- Antivirus , berfungsi sebagai pembunuh virus, contohnya asiklovir dan idoksuridin
- Antiseptik lokal , berfungsi membunuh kuman di bagian tertentu mulut atau gigi. Contohnya adalah pasta antiseptik dan obat intrapulpal misalnya alvolgyl, eugenol, chkm, formocresol.
- ANTIINFLAMASI (ANTI RADANG) Antiinflamasi adalah obat yang berfungsi menghambat terjadinya reaksi radang. Obat antiinflamasi dibagi dua golongan yaitu : obat antiinflamasi steroid dan non steroid (NSAID). Anti inflamasi steroid misalnya dexamethason. Antiinflamasi non steroid misalnya ibuprofen dan diklofenac pottasium.
- ANALGESIK (PENGHILANG SAKIT) Analgesik adalah obat yang berfungsi menghilangkan gejala rasa sakit , misalnya parasetomol (asetominophen), antalgin (metampiron) dan asam mefenamat.
- TRANSQUILIZER (OBAT PENENANG) Transquilizer adalah obat yang memberikan efek sedasi atau menenangkan pasien, contohnya diazepam.
- Antibiotik biasanya banyak digunakan pada kasus kasus infeksi yang menyerang jaringan lunak dan jaringan keras rongga mulut, seperti pada kasus periodontitis akut, gingivitis akut, abses di rongga mulut atau pada saat setelah dilakukan prosedur bedah minor.
- Anti jamur digunakan pada kasus infeksi jamur rongga mulut, misalnya candidiasis
- Anti virus digunakan pada kasus infeksi virus rongga mulut, misalnya herpes simplex atau herpes zoster.
- Antiseptik lokal digunakan pada kasus infeksi di socket bekas pencabutan gigi (dry socket/alveolitis) , atau pada kasus pulpitis akut (eugenol) , sterilisasi saluran akar (chkm) dan mummifikasi pulpa gigi (formocresol)
- Antiinflamasi biasanya digunakan pada kasus keradangan akut seperti pulpitis akut, periodontitis akut dan setelah dilakukan tindakan bedah minor.
- Analgesik biasanya digunakan pada kasus-kasus pulpitis akut, periodontitis akut, neuralgia, atau post ekstraksi (setelah pencabutan gigi).
Dalam terapi medikamentosa yang paling penting untuk diperhatikan adalah dosis atau takaran penggunaan untuk terapi , durasi (jangka waktu) terapi dan efek samping yang bisa muncul akibat penggunaan medikamentosa.
Dosis terapi harus benar-benar tepat agar terapi bisa berdaya guna dan berhasil guna. Dosis yang tidak tepat terutama untuk antibiotik bisa berakibat terjadinya resistensi , yaitu kuman tidak bisa dimatikan oleh obat yang sama. Dosis terlalu berlebihan untuk analgesik misalnya bisa berakibat fatal untuk organ-organ tubuh penting seperti ginjal , hati dan jantung.
Durasi terapi (lamanya penggunaan obat) harus juga diperhatikan, pada kasus infeksi misalnya biasanya obat terus diminum selama 3 hari setelah gejala infeksi hilang, hal ini bertujuan agar infeksinya benar-benar tuntas. Sedangkan penggunaan analgesik tidak perlu terlampau lama. Jika rasa sakit sudah mulai reda , pengobatan bisa segera dihentikan. Untuk obat antiradang steroid pemakaian yang terlalu lama bisa berakibat supresi adrenal. Apalagi bila dihentikan dengan mendadak efeknya kurang baik buat tubuh. Steroid harus dikurangi secara bertahap . Untuk obat antiradang non steroid (NSAID) penggunaannya bisa lebih aman dari obat steroid.
Demikian tulisan saya mengenai terapi medikamentosa di dalam praktek dokter gigi semoga bisa memberikan wawasan lebih buat pembaca. Tiada gading yang tak retak. Mohon maaf bila ada kesalahan penulisan atau sebutan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.